1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah
2. Sholat tahajud
3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat
4. Membayangkan tidur di dalam kubur.
5. Membayangkan kedahsyatan siksa neraka.
7a. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah... dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb. 7b. Bergaul dengan orang-orang sholeh.
8. Membaca Al Qur'an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang dibaca)
9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita. 10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya. 11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah. 12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT
Oleh : hamba Allah |
|
CARI APA,YA?
Rabu, 07 Juli 2010
CINTA ALLAH?
Selasa, 06 Juli 2010
2010

Dimuat di Jawa Pos 06/13/2010 Telah Disimak 214 kali
Tak terasa 2010 datang. Semua orang bertanya, apa yang akan terjadi?
“Kalau boleh memilih, lebih baik para koruptor, manipulator tertidur pulas semuanya. Negara kita akan aman. Ketimbang banyaknya para dermawan yang rajin menyumbang bencana alam ataupun kemiskinan, yang akhirnya jadi dagelan, karena semua jatuhnya bukan ke tangan korban yang sebenarnya!” kata seorang tetangga.
Saya manggut-manggut.
“Setuju. Tapi kalau dipikir-pikir, segala bencana yang menimpa kita itu sebenarnya sebuah pembelajaran!” jawab saya, “Bayangkan, dengan adanya berbagai rongrongan, justru hukum kita, para cendekiawan kita, para politisi kita, bahkan juga wartawan dan rakyat jelata, jadi terlatih untuk bersikap awas dan kritis! Ya, nggak?!”
Tetangga itu ganti manggut-manggut.
“Memang dalam ilmu persilatan, pendekar-pendekar dari Shaolin itu berlatih dengan cara disiksa! Tapi bangsa ini kan bukan pendekar silat. Jangankan main silat, memainkan lidah saja tidak mampu karena tiap hari sudah kena tipu. Yang kita perlukan di tahun 2010 adalah kiamatnya kejahatan, matinya semua koruptor dan manipulator, termasuk pemimpin-pemimpin yang hanya memperkaya dirinya sendiri! Supaya rakyat banyak bisa hidup! Selama mereka yang hidup kita akan terus dikubur!”
Tanpa peduli reaksi saya tetangga itu kontan cabut pergi. Saya lalu pulang dan menjual kembali obrolan itu di rumah.
“Jadi kita wajib mensyukuri juga segala rongrongan yang sudah terjadi, karena berkat itulah kita menjadi dewasa. Lihat saja, kalau tidak ada pencuri yang membobol rumah kita, kita tidak akan pasang terali besi, sehingga ketika tetangga-tetangga habis disikat oleh pencuri, satu-satunya yang selamat adalah rumah kita ini,” kata saya berpidato di depan siapa lagi kalau bukan istri.
Tapi seperti biasa, istri saya sama sekali tidak menanggapi. Saya terpaksa mencari anak saya.
“Bagaimana pendapatmu, Ami?”
“Tentang apa?”
“Apa yang kamu harapkan akan terjadi di tahun 2010?”
“Hanya satu!”
“Apa?”
“Bapak beli mobil!”
Saya kecewa.
“Jawaban kamu menunjukkan bahwa kamu juga sudah terperangkap pada kebutuhan materi! Semua diukur dengan mobil. Kamu payah, Ami!”
Ami tertawa.
“Habis yang ditanya harapan.”
“Memang! Tapi jangan salah! Harapan itu bukan mimpi. Itu namanya ngelamun. Harapan itu keinginan keras untuk mewujudkan sesuatu yang ada hubungannya dengan kebersamaan. Jangan hanya untuk kepentingan diri sendiri, thok!”
Saya hampir saja memberi kuliah panjang lebar, keburu istri saya muncul dari rumah tetangga.
“Bapak kok belum berangkat juga?”
“Ke mana?”
“Ya nengok tetangga yang diopname itu. Nanti dia keburu pulang!”
“Orang sudah mau pulang buat apa lagi ditengok?”
“Justru harus ditengok sebelum pulang. Itu yang disebut silahturahmi. Kalau terlambat, nanti didahului keluarganya yang sudah siap-siap mau jemput. Ayo cepetan ke situ, sebelum dia pulang. Dulu kan dia yang paling rajin nengok waktu Bapak sakit?! Cepet!”
Saya terpaksa buru-buru ganti pakaian, lalu keluar rumah.
“Naik apa?”
“Naik ojek saja. Nanti orangnya keburu pulang!”
Istri saya mengulurkan ongkos ojek.
“Cepet!”
Saya menyambut uang itu, lalu terbang. Tapi di mulut jalan yang biasanya ramai tukang ojek, sama sekali sepi. Setengah jam saya menunggu, tak satu pun hidung tukang ojek yang nongol. Karena tidak sabar, akhirnya saya naik angkot.
Tapi begitulah angkot. Tiap sebentar berhenti, seperti anjing yang tiap beberapa meter kencing. Belum lagi jalanan macet. Bahkan angkot sengaja masuk ke terminal dan antre di belakang angkot-angkot lain untuk menjaring penumpang yang dengan malasnya turun dari bus.
Hampir dua jam saya baru sampai di rumah sakit. Begitu masuk ke kamar yang menurut istri saya dihuni tetangga kami, orangnya sudah pergi. Di tempat tidurnya sudah ada pasien lain.
“Baru saja pulang, Pak,” kata perawat.
Saya misuh-misuh, lalu berbalik pulang. Saya langsung ke rumah tetangga yang sakit itu. Anehnya, rumah itu juga sepi. Kata yang jaga rumah, semua baru saja berangkat ke rumah sakit untuk menjemput. Amat membingungkan. Setelah dicek dengan teliti, ternyata kamar yang tadi saya masuki salah.
Gila. Tergopoh-gopoh saya kembali ke rumah sakit. Tapi, sekali lagi, saya terlambat. Kamar itu sudah kosong. Dengan heran, perawat yang sama memberi keterangan yang sama: “Baru saja pulang, Pak!”
Dengan amat sangat kesal saya keluar dari rumah sakit. Untuk mengobati hati saya yang luka, saya tidak segera pulang. Pulang juga tidak ada gunanya, hanya akan didamprat istri. Saya coba menenangkan otak dengan jalan-jalan ke mal. Meskipun dihina banyak orang bahwa mal-mal yang balapan –bahkan maksa-maksa– berdiri di semua kota sudah membunuh pasar tradisional, nyatanya pusat perbelanjaan itu menjadi hiburan buat rakyat jelata.
Tapi, tak disangka-sangka, ketika masuk restoran mau makan ayam goreng buatan Amerika, saya berpapasan dengan tetangga yang sakit itu. Ia kelihatan lebih sehat dari orang sehat. Saya tak habis pikir, orang sebugar itu kok masuk rumah sakit.
“Pak Amat mau ke mana?”
“Habis dari rumah sakit, mau nengok Anda. Tapi katanya baru saja pulang. Sudah sembuh ya?”
Dia tertawa.
“Belum.”
“Belum kok sudah gentayangan di mal?”
“Ya itulah gunanya mal. Ini rumah sakit yang paling baik untuk cuci mata dan cuci otak di samping cuci kantong. Ya kan, Pak?”
Dia tertawa lagi dan mengguncang tangan saya.
“Jadi?”
“Saya mau pindah ke rumah sakit lain. Di situ tidak betah. Perawatnya judes-judes. Tapi, sebelum masuk rumah sakit, saya pingin makan burger. Sudah dua minggu ini makan daging busuk yang direndam air comberan. Mana ada makanan enak di rumah sakit, ya kan, Pak?!”
“O, begitu?”
“Ya iyalah, Pak. Hidup ini kan hanya sekali, jadi harus dinikmati. Buat apa kita banting tulang cari uang melulu. Jadi kalau uangnya sudah didapat mesti dibanting balik supaya bisa kita cari lagi. Ya kan, Pak!”
Dia tertawa lagi. Waktu itu saya mulai yakin bahwa dia memang sakit.
“Jadi mau masuk rumah sakit lagi?”
“Ya. Mau pindah rumah sakit. Seminggu di situ saya mules-mules dan muntah terus habis makan.”
“Jadi sekarang mau ke rumah sakit mana?”
“Tidak. Sekarang mau pulang dulu.”
“Pulang?”
“Ya. Habis sudah sehat, kan sudah makan burger. Terima kasih sudah nengok!”
Dia mengguncang tangan saya lalu pergi. Saya menatap takjub. Makanan cepat yang sering dikutuk sebagai sampah dan racun itu, ternyata sudah bikin dia sehat. Saya jadi merasa diri saya bego.
“Banyak sekali yang sudah berubah,” komentar hati kecil saya, “orang ke rumah sakit tidak karena sakit lagi, tapi karena mau istirahat dan dapat pelayanan yang manis dari para perawat yang sudah terlatih untuk memanjakan pasien. Rumah sakit sudah jadi bisnis rumah bersenang-senang.”
Langit sudah dimerahkan ketika saya kembali ke rumah. Istri saya tidak ada. Kata Ami sudah sejak tetangga itu pulang, ibunya ngerumpi di tetangga. Saya melanjutkan termangu-mangu dan ngobrol dengan perasaan saya.
Ami jadi penasaran.
“Bapak kenapa?”
“Kamu percaya tidak, Ami?”
“Apa?”
“Rumah sakit bukan lagi rumah sakit. Rumah sakit adalah tempat untuk mendapat kemanjaan buat orang-orang yang berduit.”
“Memang.”
Saya tercengang.
“O ya, jadi kamu setuju?”
“Bukan setuju atau tidak. Faktanya memang begitu!”
“Tapi kamu setuju atau tidak?”
“Kenapa mesti setuju atau tidak? Saya tidak dalam posisi itu!”
Saya menatap anak saya. Lalu saya bertambah yakin bahwa dia memang makhluk lain yang datang dari planet lain. Bukan sejenis saya atau istri saya.
“Kok Bapak melotot begitu?”
“Kamu aneh!”
“Saya atau Bapak yang aneh?”
Kami saling memandang. Dan saya tahu kami memang sama-sama merasa aneh. Dan itu tidak ada kesepakatan. Saya selalu membiarkan perbedaan itu mengapung di antara kami yang menjadi pembelajaran kami setiap hari dalam banyak hal. Dari sana saya mulai banyak memahami berbagai hal.
Tidak seperti biasanya, saya mencoba berdamai.
“Kalau begitu, Bapak sekarang mengerti mengapa harapanmu pada tahun 2010 itu hanya mobil.”
“O begitu?”
“Ya. Sebab mobil buat kamu, bukan lagi kendaraan mewah, seperti waktu Bapak muda. Waktu muda Bapak menganggap mobil adalah kendaraan dewa-dewa. Siapa yang punya mobil berarti dewa. Mobil adalah status sosial. Tapi sekarang mobil hanya alat transportasi. Kelengkapan bekerja, seperti alas kaki atau sepeda yang sangat penting karena kecepatan adalah tuntutan masyarakat kota yang serba bergegas.”
Ami ketawa.
“Salah.”
“Salah?”
“Ya! Ami menyebut mobil hanya untuk mancing, supaya Bapak ingat kembali pada cita-cita Bapak yang sudah mulai luntur.”
“Cita-citaku yang sudah luntur?”
“Persis!”
“Ngarang! Cita-citaku tidak pernah luntur!”
“O ya? Apa cita-cita Bapak yang tidak pernah luntur itu?”
Saya terkejut lalu segera mulai membongkar-bongkar. Tapi terlalu lama. Ami kontan mengejar.
“Apa coba?”
Saya masih memilih-milih. Kemudian istri saya muncul. Rupanya ia sudah mendengarkan sejak tadi, lalu langsung menolong saya menjawab.
“Hidup harus diabdikan pada kepentingan bersama!”
Ami tertawa lalu masuk ke kamarnya. Istri saya tersenyum. Dia kembali berhasil memberikan saya tamparan yang telak. Padahal, kendati memang saya yang melakukannya, tetapi sebenarnya inspirasinya datang dari dia juga. Dialah yang sudah memprovokasi suaminya, saya yang lemah ini, terus mencari peluang untuk meningkatkan kenyamanan hidup dengan dalih masa depan yang lebih baik. Tak peduli itu bisa mengganggu kenyamanan orang lain.
“Bapak yang baru kembali dari rumah sakit itu memergoki Bapak tadi di mal makan ayam goreng Amerika ya?”
Saya tertawa.
“Bukan dia, aku yang memergoki dia makan burger. Orang sakit kok makan makanan sampah di mal!”
“Itu dia. Makanya dia masuk rumah sakit! Bapak mau ikut-ikutan sakit?!”
Saya tidak meneruskan percakapan itu. Saya tidak perlu menang di dalam rumah. Yang penting istri tersenyum dan anak tertawa, itu kebahagiaan saya. Besoknya saya jumpai tetangga.
“Saya kira Bapak betul,” kata saya mencoba membuka percakapan yang tertunda sebelumnya.
Tetangga itu tercengang.
“Apanya yang betul?”
“Ya. Kita tidak perlu dermawan. Cukup asal para koruptor, manipulator dan pemimpin-pemimpin palsu itu tidur, negeri kita pasti akan aman.”
Tetangga itu memperhatikan saya dengan sinis.
“O, jadi itu sebabnya Bapak belum mengembalikan edaran sumbangan warga itu?”
“Ah? Edaran sumbangan apa?”
“Edaran sumbangan dari warga untuk diberikan kepada para satpam sebagai hadiah tahun baru atas pengabdian mereka 24 jam bertugas tiap hari itu?”
Saya tertegun.
“Ya Pak?”
Akhirnya saya terpaksa menjawab.
“Ya.”
“Kenapa?”
“Sebab itu akan mengajarkan mereka moral pengemis. Bukan etos kerja profesional. Mereka harus bangga sebagai petugas keamanan, sebab itu profesi mereka dan mereka profesional. Jangan hanya bekerja untuk menunggu kita mengedarkan surat edaran para warga untuk diberikan sebagai sumbangan. Itu pengemisan. Naikkan gaji mereka sesuai dengan pekerjaannya yang berat berjaga 24 jam tiap hari. Buat mereka bangga pada pekerjaannya dan menjadi profesional!”
Tetangga saya hanya manggut-manggut. Nampak kagum. Dia pasti tidak ingat, yang dulu, pertama dan paling getol menolak kenaikan gaji satpam adalah saya. Karena saya lihat mereka semua pemalas. Kebanyakan tidur bahkan sering meninggalkan gardu jaganya kosong.
Sebelum tetangga itu sadar bagaimana caranya menjawab dengan telak, saya langsung ngacir untuk menutupi rasa malu. Ketika melintas di depan gardu satpam, saya berhenti, lalu membagikan kepada keenam satpam yang kebetulan sedang kumpul di situ masing-masing selembar 50 ribuan. Supaya meredam api amarah, kalau omongan saya ke tetangga tadi, nanti masuk ke telinga mereka.
Sambil menunggu kehadiran 2010 saya selalu berpikir bahwa tak ada obat yang mujarab. Semua memerlukan proses. Banyak lubang yang akan terus bertambah, kalau yang kita sumbat hanya satu-satu. Mesti semuanya. Dan itu memerlukan waktu, sebab kita semua sekarang memandang dari kaca mata yang berbeda-beda.
“2010 hanya 2 tahun dari kiamat yang diramalkan suku Maya yang keseramannya sudah dibayangkan oleh film yang nyaris dilarang MUI itu, memerlukan kesabaran kita. Boleh banyak berharap, tetapi banyak khawatir juga perlu, supaya berimbang sehingga kita tetap awas,” komentar hati kecil saya.
Istri saya mendengar, lalu ngomel, seperti biasa.
“Sabar itu tidak berarti diam. Itu namanya malas. Sabar itu adalah tahan banting sembari terus mencari peluang untuk membuat istrimu selalu senyum, anakmu tertawa, rumahmu bercahaya, dan para tetangga menyapa ramah!”
Anak saya juga nimbrung.
“2010 tak akan jadi datang, kalau kita hanya mau menerima separonya. Mesti diterima penuh. Total. Tidak berarti menerima itu setuju atau tidak setuju, tapi berani menghadapinya lalu menyelesaikannya secara jantan!”
Saya mencoba tertawa.
Di tahun 2010, apakah matahari masih akan terbit setiap hari di timur dan tenggelam di barat? Apakah malam tetap silih bergantian dengan siang? Adakah hal-hal yang baik masih saling berselipan dengan yang buruk? Akankah hidup kembali menjadi hidangan sepiring gado-gado? Berbagai unsur tersaji, tinggal siapa dan bagaimana menyantapnya. Semuanya dikembalikan kepada manusia yang akan mengisinya.
Kepada setiap orang apa ada kesempatan menuliskan riwayat hidupnya. Bahwa menolak dan pasrah tidak berarti akan dituliskan, tetapi sudah merakit sendiri. Bahwa manusia selalu mendapatkan peranan dan menjalankan peranan. Bahkan kematian dan kemusnahan pun tidak memutuskan riwayatnya.
Kearifan lokal mengatakan ada itu tak ada, tak ada itu ada. Maka 2010 sudah datang sebelum datang. Dan sudah pergi sebelum kita alami. Kita tak pernah tahu hanya peran pembantu yang tak mampu mengubah nasib. Kita adalah para penulis yang mencipta dan meletakkan sendiri bagaimana cerita akan berjalan atas kehendak-Nya.
Tiba-tiba HP saya ada SMS:
“Kecemasan itu perlu untuk membatalkan yang tidak kita kehendaki mungkin terjadi. Baik Djojobojo, Nostradamus atau suku Maya, mereka sudah memahaminya. Ramalan adalah sebuah kearifan lokal untuk membalikkan takdir menjadi nasib yang ditulis oleh manusia, tetapi semuanya juga atas kehendak-Nya.”
Siapa yang sudah mengirim pesan itu?
“Aku,” bisik 2010.
Saya pikir, tak ada kata akhir, selama kita masih mau berpikir. ***
Jakarta, 16 Desember 09
SAYANG
Aku sayang kepadamu
Sebuah kalimat yang sangat biasa
Tapi memang baru kusadari bahwa aku memiliki seseorang yang sangat menyayangiku
Dengan semua kasih,perhatian,yang mellindungi harga diriku ketika sebuah tirai kehidupan telah dibuka
Dan dia adalah kau,ayah
Ayah,aku telah berikrah dalam jiwa jinggaku untuk selalu mendekapmu dalam hari-harimu
Namu,semuanya tak ada yang abadi
Sering kali air mataku terurai,ketika kasihmu hilang sebentar saja
Kau yang selalu ajarkanku kemandirian,untaian demi untaian kata yang buatku tegar selalu kau selipkan
ditengah-tengah risauku
Ayah,aku tak bisa jauh darimu…..sungguh tak akan pernah bisa
Hingg DIA tlah menarik ulur nadimu nanti…..ayah
Kini aku sadar,bahwa selama ini aku tak menganggapmu ada,selama ini aku acuhkan kasihmu birumu
Aku janji,ayah…akan pikul tanggungjawabku dengan hormat sang pelangi
Selalu sayangimu,hingga nanti,hingga senja tlah sirna bersama mentari…….
CINTA BIRU
Meski lewat lagu… atau lewat puisi
Cinta sejati tak mudah untuk dilukiskan
Melalui sebentuk langit biru… atau segarnya udara pagi
Cinta sejati takkan pernah bisa beranjak pergi
Meski masanya sirna… dan ceritanya tak lagi putih
Cinta sejati tak mudah untuk digoyah
Walau godaan menderu… dan kenikmatan dunia mengimaji
Hingga esok tak lagi ada
Sejak terasa waktu pertama
Hingga dunia menjadi abadi
Tak berubah semua di hati
NESTAPA IBU PERTIWI

Tak akan bisa beranjak darinya
Dari pangkuan ibu pertiwi nan asri
Disinilah tempatku bersaksi sunyi
Gedung-gedung pencakar langit dengan tatanan pelangi
Seakan meneduhkan sejenak nurani
dari halusinasi,dan mimpi akan kehangatan hayati
lewat angin malam dan kunang melayang
kutitipkan salam cerca kepada sang pengekang
sajak-sajak haru biruku
berintuisi seksi dalam sengsara abadi
wahai ibu yang subur,kapankah kau akan makmur
kami coba bersyukur,dengan darah berlumur,harapan yang hancur
tapi……negriku mlah tak pernah akur
Lembaran kekecewaan

Ternyata semua itu hanya angan
ya....apakah hanya angan-angan saja yang mampu engkau berikan pada kami?!
Aku menanti sekian lama tapi,kenapa harus gagal lagi
Sudah sering kisah ini kuadukan pada Sang kuasa
Namun,hanya kekecewaan saja yang acap kali menyambangiku
Ingataanku masih kuat,ketika kau janjjikan cinta padaku
Dengan hati yang dipenuhi taman bunga pikiran semerbakku membawaku pada anggukan setia yang mengikat
Tapi sekali lagi,kucoba tuk tabahkan hati………dan aku sudah lelah bila harus menunggu lagi
Kau mengecewakanku,tapi balas dendamku hanyalah senyum dungu untukmu
…………………………………………………..(ponorogo)……………………………………………………………………………..
ARTI SAHABAT

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
Minggu, 04 Juli 2010
Tips FACEBOOK
Bagi yang sering pake facebook, nih ada trik-trik baru biar facebook kamu lebih keren!!!
langsung dicoba aja ya biar lebih asyik!!!
* Konami Code
Mungkin fasilitas ini sudah banyak yang tahu. Tapi bagi anda yang belum tahu, coba log in ke akun facebook anda dan lakukan hal berikut. Tekan tombol berikut secara berurutan : Atas-Atas-Bawah-Bawah-Kiri-Kanan-Kiri-Kanan-B-A-Enter. Lalu lakukan klik di sembarang tempat atau scroll mouse anda. Kalau berhasil, maka akan terlihat apa yang disebut lens flare. Lens Flare tadi adalah animasi yang muncul karena kita memasukkan Konami Code ke facebook. Ini dia screen shootnya :
* : putnam:
Coba ketik kode di atas pada saat chat di facebook. Nanti akan muncul muka manusia. Siapa dia? Dia adalah karikatur dari Chris Putnam, salah satu programmer Facebook.
* What’s on your mind?
Coba update status dengan kalimat di atas (What’s on your mind?). Nggak bisa khan? Kenapa? Mungkin karena emang “there’s nothing on your mind” or even “you don’t have mind” haha…
* Write a comment…
Coba tulis komentar atas status orang lain dengan kalimat di atas (Write a comment…). Kalo bisa hebat!!! Hihi… Sekarang coba tulis “write a comment…” (dengan huruf w kecil), kalo sekarang bisa khan?
* Write another comment…
Setelah menulis komentar di atas, coba tulis lagi di bawah komentar kita tadi dengan kalimat di atas (Write another comment…). Nggak bisa lagi khan?
* Write something…
Kalimat di atas juga tidak bisa ditulis di wall facebook orang lain…Coba buktikan!!
Sedih Hati “Bagaimana Menyikapinya?”
by fadlymuin on April 22, 2010
Dalam hidup ini, manusia tak luput dari perasaan bersedih. Sedih Hati adalah sebuah pengungkapan rasa terdalam manusia. Sebuah perasaan kekecewaan yang mampu menusuk jantung. Laksana jarum menusuk kulit. Tajam dan sakit.
Pada saat sedih melanda, kesenagan dan harapan, seakan sirna seketika. Tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi keceriaan. Raut wajah seakan tak terlihat natural bahkan cenderung keriput. Yang cantik terlihat kusam, yang ganteng terlihat kusut dan sebagainya
Sahabat setiaku..
Terkadang saya berfikir dan bertanya-tanya sendiri. Ber sedih hati itu baik atau buruk?
Memang sih memposisikan masalah dalam konteks hitam putih, membuat kita terlihat tidak bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Namun saya tetap merasa ada sesuatu yang perlu di ungkap dibalik rasa sedih itu.
Sebenarnya saya ingin katakan sedih itu indah. Tapi pasti anda tidak akan puas begitu saja. jika saya tidak memberikan argumentasi yang memadai kenapa saya mengatakan sedih itu indah.
Kalau saya fikir-fikir. Orang-orang sukses itu, ”salah satu” pendongkrak motivasinya karena adanya tekanan kekecewaan dari dalam. Karena ia kecewa tidak mendapatkan apa yang semestinya bisa ia dapatkan. Maka tumbuhlah semacam ”dendam kecil” didalam dirinya.
misalnya, seseorang yang kecewa karena tidak dapat menyekolahkan anaknya. Maka timbul semacam rasa dendam kecil. “kenapa saya tidak mampu melakukan itu?”. Apa yang salah ? Dendam ini berubah menjadi sebuah kesedihan. Sedih karena tekanan bathin yang begitu dalam. Merasa lemah, tak berguna dan sebagainya..
Rasa sedih karena tidak mampu menyekolahkan anak salah satu bentuk kelemahan dari sudut pandang ekonomi. Kebanyakan orang, memandang kasus ini adalah pukulan yang sangat besar.
Dalam kasus lain misalnya, ketika orang tua sakit, tapi kita tidak mampu membiayai ongkos rumah sakitnya. Anda mungkin teringat cerita Tung Desem Waringin. Dimana waktu itu gaji Beliau sebulan tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit orang tuanya untuk satu hari, diluar negeri. Ia sedih dan sangat terpukul. Tapi justru kesedihan itulah yang membangkitkannya seperti sekarang.
Ringkas cerita,
Kesedihan, pada prinsipnya bisa menggiring kita menuju suatu titik arus balik yang positif.
Dimana rasa sedih itu mampu menyentuh sisi-sisi kemanusiaan kita. Kesedihan membuat kita bisa merasakan apa yang selama ini mungkin kita lupakan. Kita semakin empati, semakin bijaksana, semakin menghargai orang lain. Dan semakin menyadari bahwa pada dasarnya kita ini hanyalah manusia lemah.
Kesedihan, memang bukan unsur utama untuk menjadi orang sukses dan membuat hidup ini lebih indah. Bahkan bisa dikatakan, tidak umum dijadikan sebagai relung yang bisa mengantarkan seseorang ke gerbang sukses. Namun kesedihan salah satu cikal bakal pembuka pintu yang bisa menggugah hati kita.
Selama kita cerdas dan pas memposisikan antara rasa sedih dan keinginan yang ingin kita capai. Saya rasa moment sedih itu bisa menjadi ledakan tersendiri buat kita.
Jadi, selamat menikmati kesedihan anda. Rasakan, pahami, dan obati dengan cara-cara yang positif! Saya rasa inilah cara tepat dan baik untuk bersedih. Agar pintu hati kita bisa terbuka dan kita bisa mengetahui betapa banyak target yang sebaiknya kita selesaikan.
Bersedih, kemudian menyadari apa yang terjadi didalam lubuk hati kita, maka pelan tapi pasti, kita mulai membuka lembaran baru untuk membenahi sisi kehidupan yang lain..
CARA MENGATASI SEDIH
Patah hati? atau sakit hati karena di tinggalkan oleh yang di cintai? saya rasa anda pasti pernah mengalami hal tersebut. Terkadang Patah hati bisa memberikan efek yang tidak baik bagi mereka yang sudah merasakan cinta yang sangat mendalam kepada sesuatu yang di cintainya, dan bahkan rasa kecewa dan sakit hati ini sangan sulit sekali untuk di hilangkan dalam tempo yang singkat…..Namun disisi lain juga ketika patah hati atau sakit hati ini datang ada juga yang mampu melahirkan kata-kata terindah dalam dirinya misalnya seperti Puisi Patah Hati, Kata Mutiara Patah Hati, atau bahkan Kata-kata perpisahan yang di baca begitu menghanyutkan perasaan bagi orang yang membaca kata-kata tersebut.
Di kehiduapan ini banyak cara yang bisa dilakukan oleh setiap individu dalam mengatasi masalahnya, namun yang perlu kita pahami adalah bahwa Wanita dan pria punya cara berbeda memulihkan perasaan sakit karena putus cinta. Bila wanita terkesan merana dengan menangis, pria kelihatan lebih kuat. Tetapi, di balik ketegarannya, pria ternyata lebih terluka akibat putus cinta. Anda tidak percaya lelaki lebih terluka? silahkan tanyakan kepada saudara laki-laki anda, pasti anda akan mendapatkan jawabannya.
Robin Simon, Professor Sosiologi di Wake Forest University North Carolina mengungkap, pria cenderung lebih reaktif dan berusaha segera lepas dari ketidaknyamanannya. Ego pria lebih terluka saat hubungan kandas. Meski terlihat tidak acuh, pria rentan akan tenggelam dengan kebiasaan buruk seperti penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang. Berikut beberapa hal yang sering dilakukan pria untuk memulihkan diri dari putus cinta seperti dikutip dari laman Your Tango.
1. Tenggelam dalam minuman keras dan obat-obatan
Banyak pria mengurangi rasa sakit hati dengan alkohol dan obat-obatan. Menurut pria, ini membantu menghilangkan emosi dan tidak perlu mengungkapkan perasaan. Secara alami, ego pria melarang mereka untuk menangis. Namun, saat mabuk, alam bawah sadar mereka tak terlalu menghakimi karena mereka tidak terlalu menyadari saat menangis. Namun cara ini hanya menghilangkan sesaat saja.
2. Memohon dan membujuk agar kembali bersama
Biasanya pria jenis ini merasa mencintai dan cocok dengan pasangannya. Atau bisa jadi ego mereka terluka karena merasa ditolak. Pria tipe ini akan mengambil tindakan apapun untuk mengambil hati dengan segala hal yang dianggapnya romantis dan mampu meluluhkan hati wanita.
3. Menerima keputusan berpisah dengan cepat
Tidak seperti wanita yang sering tak menerima kenyataan, sebagian pria langsung berusaha menerima bahwa cintanya kandas. Mereka berusaha menerima secepat mungkin agar tak kecewa. Mereka akan segera membaur kembali dengan teman-teman dan pekerjaan namun enggan diingatkan mengenai kegagalannya. Atau, bisa juga mereka mencurahkan emosi bagi diri sendiri dan tidak berbagi dengan orang lain.
4. Mengucilkan diri
Penolakan dan rasa sakit akibat putus cinta bisa membungkam pria bahkan dengan kepribadian terbuka. Mereka cenderung menjadi lebih tertutup dan memendam perasaan sakit dari orang-orang di sekitarnya.
5. Memperlihatkan perasaan
Tak banyak pria yang mau memperlihatkan perasaaan sakit akibat putus cinta seperti yang sering dilakukan wanita. Menangis dan mengakui perasaan sakit hati pada sahabat atau mantan yang meninggalkannya membuat pria lebih cepat merasa pulih.
Nah itu cara Pria mengatasi patah hati karena cinta, mungkin anda pria yang pernah melakukan cara anda sendiri? silahkan berbagi di bawah kotak komentar apa yang anda lakukan ketika anda merasakan sakit hati….
Curhat Lainnya
- Tips Mendekati Wanita Pujaan
- Langkah-Langkah Memperbaiki Hubungan Pasca Selingkuh
- Ciri-Ciri Cowok Setia | Tipe Pria yang Tak Pernah Selingkuh
- Tips Cara Melupakan Mantan Pacar
- Daftar ISi Seluruh Curhat
- Ruang Curhat | Tempat Curhat | Isi Curhat Anda
- Privacy Policy
- Tips Kalau sedang patah hati karena cinta
- Mbah Gendeng - Id Yang Gendeng
Deteksi Penyakit Lewat Warna Kuku
KOMPAS.com — Bagaimana kondisi kesehatan bila dilihat dari warna kuku? Ya, konon warna serta kondisi kuku seseorang dapat memberikan petunjuk bagaimana sebenarnya kondisi kesehatan kita. Berikut penjelasannya:
- Bila beberapa atau semua kuku berwarna putih, boleh jadi itu merupakan pertanda adanya gangguan jamur atau penyakit di organ hati.
- Bila di kuku terdapat titik putih, kemungkinan itu menunjukkan kekurangan mineral zinc.
- Kuku yang coklat menunjukkan pertumbuhan jamur atau penyakit ginjal.
- Kuku yang kuning kemungkinan menandakan adanya penyakit kuning.
- Bila warna kuku biru, itu menunjukkan sirkulasi oksigen yang buruk, penyakit di organ hati, atau gangguan paru-paru.
- Kuku yang berbintik-bintik kemungkinan menandakan gangguan kulit, seperti psoriasis atau eksim.
- Kuku yang mudah pecah menunjukkan masalah tiroid.
- Kuku yang berwarna kekuningan atau merah muda sering dihubungkan dengan penyakit diabetes.
- Kuku yang melengkung mungkin menandakan adanya gangguan pernapasan.