CARI APA,YA?

Rabu, 30 Juni 2010

Untuk sahabat


Ada sahabat yang hilang………………………………..
Yang sering menjengukku ketika rebahku tak tertahan

Membangunkanku dengan syair-sayir lugunya

Dengan tangan penuh harap dan bersamangat

Malam tadi mimpiku bertemu mimpinya
Mungkin ia pedih dalam kesendirian
Mungkin dia depresi dengan kegersangan cinta
Menyusur gelap yang tak berbatas

Mengutip sepi tak bertepi
Hingga sehelai ucap ia selipkan dipejamku
assalamualaikum teman,aku rindu padamu,sangat rindu
ingin kupeluk jasmani lesu itu
ingin kudendangkan sajak-sajak mahabbah rindu
jika pernah kalamku menusuk qalbumu
sungguh, itu karena aku takut kehilanganmu
jika kupernah kumembuatmu tersenyum

sungguh,itulah yang selalu ingin kuberikan untukmu
kini,senja tlah berarak menuju ribbul ‘alamiin
meninggalkan sepotong kisah langit
memalingkan sajak-sajak manis cinta-NYA
dari tinta cinta berirama hampa untuk kita,untuk cinta,untuk segala cerita kita dan untuk selamanya…..

(assalaam)

Waktu Itu


Embun itu menungguku.....

menepuk pagi teduh mendayung
sedih lucu haru merindu
tatkala senja bosan menunggu
sebuah kepastian masih tergantung

Embun itu menggangguku.......

Tanpa halusinasi,mimpi,dan persepsi
Menggilaku kini dalam diary depres
iBukan cinta melainkan loveability
Embun,sedarlah bahwa kita saling memiliki

Empun itu menghempasku.......

.Bersingsut,bangkit,dan berlalu tanpa pamit
memutar balik opini
mencari senyum tinta langi
tmataku bola kaca diusap jari jemarihanya kau embun cintaku yang terpahat di hati

assalaam kamar 10,kpt 1(senin/24 mei/2010)

Sebuah penantian


mengharapkan embun sepertimu

seperti mengubur persepsi dalam sendi belati

namun,kunang tlah mengenang

keheningan air mataku yang hilang

yang sanggup dekap lebih tenang

tentang ambisi,mimpi,dan kisah embun anggun sepertimu(kpt 1)

IBU yang Miris

Terhempas,merebahkan duka nestapa

Tak akan bisa beranjak darinya

Dari pangkuan ibu pertiwi nan asri

Disinilah tempatku bersaksi sunyi

Gedung-gedung pencakar langit dengan tatanan pelangi

Seakan meneduhkan sejenak nurani

dari halusinasi,dan mimpi akan kehangatan hayati

lewat angin malam dan kunang melayang

kutitipkan salam cerca kepada sang pengekang

sajak-sajak haru biruku

berintuisi seksi dalam sengsara abadi

wahai ibu yang subur,kapankah kau akan makmur

kami coba bersyukur,dengan darah berlumur,harapan yang hancur

tapi……negriku mlah tak pernah akur(ponorogo)